Menggali Potensi Jember

Pada hakekatnya, makna dari pembangunan adalah menggali dan membangun segenap potensi yang dimiliki suatu daerah, baik potensi sumber daya alam, maupun potensi sumber daya manusia. Jember dengan slogan pembangunan “Membangun Desa Menata Kota untuk Kemakmuran bersama”, dalam visi maupun misinya juga mempunyai kecenderungan untuk menggali potensi yang ada. Pertanyaannya adalah sejauh mana upaya yang telah dilakukan pemerintah kabupaten Jember dalam menggali potensi tersebut, dan seberapa maksimal potensi yang ada diberdayakan sehingga memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Jember.


Secara geografis maupun demografi, siapapun akan mengakui bahwa Jember cukup potensial untuk dikembangkan. Dengan melihat batas-batas teritorial, luas wilayah, kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial politik dan sosial budaya serta sumber daya manusia, Jember cukup memiliki kekuatan, dan memiliki kompetensi untuk menciptakan kemakmuran bagi masyarakatnya.
Tengok saja keadaan wilayahnya. Dengan luas wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 Ha. dari segi topografi wilayah bagian selatan Jember merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan. Sedang di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan.
Dari sisi jumlah penduduk demikian pula. Berdasarkan data statistik hasil registrasi tahun 2003, penduduk Kabupaten Jember mencapai 2.131.289 jiwa, dengan kepadatan penduduk 647,15 jiwa/km, dan sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia muda. Melihat kondisi demografi yang demikian, menunjukkan bahwa potensi sumberdaya manusia yang dimiliki Kabupaten Jember cukup memadai sebagai potensi penyedia dan penawar tenaga kerja di pasar kerja.

Sektor Pendidikan
Sebagai pusat perdagangan di kawasan timur Jawa Timur, pada Perkembangannya Jember menjadi “Kota Pelajar” karena didukung dengan tumbuh suburnya lembaga-lembaga pendidikan dari PAUD hingga Perguruan Tinggi, baik Negeri maupun Swasta. Universitas Jember yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri terbesar setelah Universitas Airlangga di Surabaya dan Universitas Brawijaya di Malang juga diminati banyak calon mahasiswa dari berbagai daerah di tanah air, didukung dengan tersedianya kampus yg megah di kawasan Tegalboto.
Untuk itulah Pemerintah Kabupaten Jember memasukkan bidang pendidikan sebagai salah satu prioritas kebijakan pembangunan, disamping kesehatan dan pertanian. Sebagai program prioritas, pembangunan bidang pendidikan diarahkan pada upaya peningkatan program efisiensi pengelolaan, agar secara efektif dapat memacu pada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan serta pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan secara berkelanjutan.
Disamping itu, misi pembangunan bidang pendidikan diarahkan pada upaya pengembangan sistem dan iklim pendidikan yang demokratis, partisipatif dan berkualitas, serta peningkatan efektivitas, efesiensi dan produktivitas lembaga pendidikan yang ada untuk mencapai output yang dibutuhkan.
Sektor Perikanan dan Kelautan
Di bidang perikanan dan kelautan, secara geografis wilayah laut yang dimiliki Jember membentang di sepanjang Pantai Selatan Jawa atau Samudra Indonesia dengan panjang pantai kurang lebih 170 km. Sedang luas perairan Jember yang termasuk ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) kurang lebih 8.338,5 km2, dengan potensi lestari sebesar 40.000 ton per tahun.
Potensi yang sangat besar tersebut, sayangnya belum dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal, karena baru sekitar 20% yang telah dimanfaatkan.
Belum optimalnya pemanfaatan hasil laut selama ini, karena aktifitas nelayan yang tersebar di 5 kecamatan, masing-masing Kecamatan Puger, Kencong, Ambulu, Gumukmas dan Tempurejo masih mengandalkan peralatan dan alat tangkap tradisional seperti payang, gill net, trammel net dan pancing perawe.
Karena itu, sekitar 14.339 orang yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan hanya bisa melaut saat gelombang pantai dan cuaca ‘bersahabat’. Untuk melakukan aktifitasnya, para nelayan bergantung pada kapal/perahu nelayan ukuran sedang sebanyak 580 unit. Sedang kapal ukuran kecil sejumlah 1.198 unit. Sementara peralatan tangkap yang dimiliki nelayan, untuk jenis payang sejumlah 587 unit, gill net berjumlah 731 unit, trammel net berjumlah 894 unit, pancing perawe 1.664 buah dan alat tangkap lainnya (klitik, set net) berjumlah 1.002 unit.
Adapun komoditas jenis-jenis ikan hasil laut Jember antara lain meliputi : layur, tongkol, layang, lemuru, selar, cakalang, udang rebon, cucut, tuna, manyung, kakap, kerapu dan udang barong.
Jumlah produksi ikan di kawasan pantai di Jember setiap tahun sekitar 6.315,22 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 16.334.583.240. Produksi tersebut termasuk ikan kering 1.201,30 ton, ikan pindang 1.824,80 ton dan ikan asapan 204,10 ton.Untuk meningkatkan produktifitas nelayan, Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas terkait berupaya mencari terobosan-terobosan, seperti mengembangkan komoditas ikan laut, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan melalui pendidikan dan pelatihan penangkapan ikan, serta memberdayakan para nelayan untuk menggunakan Cool Box guna menjaga kualitas ikan laut.
Disamping itu, Kabupaten Jember masih memiliki potensi yang berkualitas ekspor dan yang masih dibudidayakan. Potensi berkualitas ekspor tersebut adalah “Terasi” yang telah dikemas serta siap masak/saji.
Potensi lain yang telah dikembangkan masyarakat petani seKabupaten Jember adalah “Budidaya Ikan Air Tawar”. Tidak hanya ikan lele dan gurami, tetapi juga dibudidayakanmya jenis ikan air tawar lainnya seperti tombro, tawes, mujair dan nila. Komoditas tersebut merupakan salah satu produk unggulan yang pada tahun 2004 produksi ikan lele mencapai 861,90 ton, gurami 399,90 ton, tombro 34,20 ton, tawes 28,30 ton, mujair 7,20 ton dan ikan nila mencapai 152,20 ton.
Animo masyarakat petani ikan Jember cukup tinggi, karena budidaya ikan air tawar ini sangat praktis, efisien dan prospektif baik dari segi tempat, biaya dan pemasaran.
Untuk lebih menggalakkan petani ikan, Pemkab mendorong Tim PKK Kecamatan memanfaatkan lahan atau pekarangan di kantor kecamatan atau fasilitas lain sebagai demplot budidaya ikan air tawar. Dari uji coba yang dilakukan di 31 kecamatan, hasilnya ternyata cukup memuaskan. Selama 3 bulan pemeliharaan, demplot kolam ikan tersebut mampu memberi keuntungan sebesar Rp 400.000,- - Rp 500.000,-

Sektor Pertanian
Jember dengan tanahnya yang subur dikenal sebagai daerah agraris dan penghasil berbagai komoditas pertanian, hortikultura dan perkebunan. Dari segi topografi, sebagian wilayah selatan Jember merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman padi dan tanaman pangan lainnya.
Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Jember memiliki curah hujan yang relatif cukup, yaitu antara 1.471 mm – 3.767 mm pertahun. Dengan demikian Kabupaten Jember merupakan daerah subur untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Karena itu wajar, kalau setiap tahun Kabupaten Jember mengalami surplus beras hingga mencapai 200 ribu ton.

Sektor Perkebunan
Selain sebagai daerah produsen beras, wilayah Jember bagian utara yang topografinya berbukit -bukit dan bergunung-gunung, relatif baik untuk perkembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan lainnya.
Produksi unggulan perkebunan andalan Jember adalah komoditi tembakau. Melalui potensi tanaman tembakau inilah, Kabupaten Jember telah lama terkenal dan melegenda sebagai “Kota Tembakau” sebagai salah satu daerah produsen dan penghasil tembakau terbesar dengan produk yang berkualitas. Tidak hanya di pasar nasional, bahkan telah lama kota Jember dikenal di beberapa Negara Eropa seperti Bremen.
Sayangnya persoalan pertembakauan dari tahun ketahun tidak juga rampung diselesaikan. Permasalahan yang selalu sama dan tergolong klasik, dimana harga jual dipasaran sangat bergantung pada pihak pabrikan (pabrik rokok).
Kondisi inilah yang harus dipecahkan, agar para petani tembakau Jember tidak selalu berada pada pihak yang dirugikan.
Selain tembakau, tanaman kopi dan kakao atau coklat juga cukup potensial ditanam di areal perkebunan di Jember. Karena potensinya tersebut, pengusahaannya tidak hanya dikelola oleh rakyat tetapi juga dikelola oleh pihak BUMN (PT. Perkebunan Nusantara XII), Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) dan swasta.
Total areal perkebunan kopi di Jember 16.882 Ha dengan pengusahaan kopi rakyat seluas 4.911 Ha yang tersebar di 27 kecamatan dengan areal terluas berada di Kecamatan Silo. Selanjutnya sebanyak 14 kebun dengan luas areal 6.009 Ha dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII), 7 kebun seluas 2.267 Ha dikelola oleh Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) dan 10 kebun dengan luas areal 3.695 Ha dikelola oleh pihak swasta.
Sedang produktivitas tanaman kopi dalam setiap hektarnya untuk kopi rakyat mencapai 6,40 ton, pengusahaan melalui PTPN XII mencapai 4,09 ton, pengusahaan kopi melalui PDP mencapai 5,99 ton dan pengusahaan oleh pihak swasta mencapai 5,24 ton.
Sementara untuk komoditi tanaman perkebunan kakao di Jember, dari total luas areal 4.641 hektar, semua diusahakan oleh perusahaan perkebunan, diantaranya: PTPN XII mengelola 4 kebun dengan luas 3.914 hektar, PDP mengelola 3 kebun seluas 216 hektar, dan pihak swasta lainnya mengelola sebanyak 5 kebun dengan luas areal 511 hektar.
Dalam setiap hektarnya produktivitas tanaman perkebunan kakao yang dikelola oleh PTPN XII mencapai 3,27 ton. Sedang yang dikelola oleh PDP dan swasta masing-masing mencapai 4,93 ton dan 7,67 ton.
Selain kopi dan kakao, tanaman lainnya yang banyak dibudidayakan antara lain tebu, cengkeh, vanili, lada, kelapa dan tanaman perkebunan lainnya.

Sektor Peternakan
Pembangunan sektor peternakan di Jember lebih dititikberatkan pada kegiatan peningkatan produksi ternak, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan petani ternak, pengembangan agrobisnis serta pemanfaatan sumber daya alam secara optimal.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya konsumsi pangan masyarakat akan daging yang seiring dengan pertumbuhan penduduk, meningkatnya pendapatan, pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat.
Selain itu sebagian masyarakat Jember dikenal gemar memelihara hewan ternak, khususnya sapi potong atau “Kereman”. Ini merupakan suatu potensi, peluang dan nilai tambah bagi Kabupaten Jember dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan didukung potensi wilayah Jember yang sebagian besar berareal sawah, perkebunan, dan tegal merupakan faktor pendukung dalam menghasilkan penyediaan pakan ternak. Sehingga wajar kalau animo masyarakat Jember untuk memelihara ternak, terutama sapi Kereman cukup tinggi.
Dalam upaya memelihara dan meningkatkan jumlah populasi sapi Kereman, pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Peternakan, setiap tahun menggelar “Kontes Sapi Kereman” hasil IB. Hal ini sebagai upaya untuk mengembangkan populasi dan kualitas ternak melalui program Inseminasi Buatan (IB) lebih dikenal “Kawin suntik sapi” yang telah digaungkan sejak tahun 1982.

Sektor Pariwisata
Digelarnya event BBJ membuka cakrawala baru bagi dunia pariwisata di kabupaten Jember. Karena meski tujuan utamanya mengundang para investor untuk terlibat dalam berbagai bidang pembangunan di Jember, namun sektor pariwisata tetap merupakan primadona dari event tersebut.
Langkah ini sangat tepat mengingat sektor pariwisata cukup potensial untuk dikembangkan di Jember. Tengok saja tempat-tempat pariwisata alam maupun buatan yang ada di hampir setiap sudut wilayah. Semuanya memiliki peluang besar untuk menyedot wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri jika dikelola secara professional, seperti: Rembangan, Air Terjun Lereng Raung, Air Terjun Tancak, Agrowisata teh perkebunan gunung Gambir, Pemandian Kebon Agung, Agrowisata dan wisata lori PG Semboro, Pantai Watu Ulo, Pantai Papuma, Pantai Paseban, dan berbagai tempat pariwisata lainnya.
Keseriusan pemerintah Jember dalam mengembangkan sektor pariwisata juga dapat dilihat dari upaya untuk menjadikan kawasan Puger sebagai kawasan wisata internasional pada tahun 2009 ini.
Jika hal tersebut terealisasi, dampaknya akan sangat besar. Tidak hanya bagi masyarakat Puger, atau Jember semata, tapi juga berimbas pada kabupaten di sekitarnya. Sudah barang tentu hal tersebut cukup memberikan peluang bagi penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan perekonomian masyarakat melalui berbagai peluang usaha yang ada.

Menggali potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia memang hakekat dari kata ‘pembangunan’. Sehingga jika pemerintah memang ingin membangun, maka bukan hanya SDA saja yang dieksploitasi dan diamnfaatkan, keberadaan SDM juga harus dipikirkan.
Begitu juga halnya dengan masyarakat. Jika berharap program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dapat mereka nikmati hasilnya, maka menjadi kewajiban yang tidak bisa ditawar untuk mendukung program tersebut dan ikut terlibat aktif dalam pelaksanaannya.
Ayo, kita gali bersama potensi yang ada di lingkungan kita, di Jember tercinta! (Tim)


2 komentar:

Anonymous

30 December 2009 at 12:13  

"membangun desa menata kota" slogan yang penuh makna. yang terpenting adalah bagaimana membangun sumber daya manusianya. sejauh yang pengamatan saya, SDM masih kurang terlihat secara nyata pembagunannya...karena jika hanya membangun fisik, maka masalah sosial akan semakin bertambah. contohnya sudah ada: lihat saja pembagunan selama orde baru.

Surya dwi

7 October 2015 at 19:47  

betul yang saudara bilang.

dijember SDA nya berlimpah tinggal membangun SDM yang berkarakter, saya ingin sekali kabupeten jember maju dan lebih di kenal lagi di nasional dan internasional.

Post a Comment